Mengenai Saya

Foto saya
hidup penuh dengan mimpi

Kamis, 07 April 2011

!!!!!!!!!!!!

“Pak….., tolong berikan saya duit untuk beli makan”, begitulah kata yang keluar dari mulut anak kecil berpakaian kumal yang tak seharusnya berada di jalanan. Inilah sekelumit tentang nasib anak Indonesia. Tragis dan memilukan melihat banyak anak-anak harapan bangsa yang menghabiskan waktunya di jalanan dan  bukan bermain di halaman  rumahnya. Sebuah tragedi zaman ini! Entah siapa yang salah, yang jelas anak-anak tersebut tidak meminta dilahirkan untuk menjadi pengemis.
Sejak krisis tahun 1998, kegiatan anak jalanan di indonesia semakin meningkat, mulai di alun-alun, bioskop, jalan raya, simpang jalan, stasiun kereta api, terminal, pasar, pertokoan, dan mall. Kini, sosok anak-anak di indonesia tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Kondisi anak-anak yang kian terpuruk sudah bisa diliihat dari tampilan fisiknya saja.

Siapa saja sih yang disebut anak jalanan?
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya.  Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Kasus-kasus kekerasan (fisik, psykologis, maupun seksual) yang dialami oleh anak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena “gunung es” dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam kehidupan anak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang mengancam perkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Di dalam situasi kekerasan yang dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya, maka pelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk kepribadian mereka.
Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas menjadi sangat penting. Sebenarnya  anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang tidak becus mengurus rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan terhadap anak jalanan.

Pemberdayaan Anak Jalanan
 Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka juga mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-benar mellupakan hak anak-anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya. Mereka dipaksa orang tua untuk merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif .
Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering hambar, tak menarik.
Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik. Khusus untuk anak jalanan pendidikan luar sekolah yang sesuai adalah dengan melakukan proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam wadah rumah singgah.
Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan dibentuknya rumah singgah adalah resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan  memberikan pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.
Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain : 1. Sebagai tempat perlindunga dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya. 2 Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak. 3 Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengah-tengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.

Kesimpulan
-Jadi, upaya pemberdayaan anak-anak jalanan seyogyanya terus digalakkan melalui berbagai penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah berupa kegiatan resosialisasi di Rumah Singgah. Perlu adanya kerjasama dari segala lapisan untuk bekerjasama menyukeskan program ini
- Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik
- Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal      tak mungkin dijalankan
~~~~~~~*****~~~~~~~

Tulisan Ini didedikasikan kepada anak-anak jalanan, juga untuk mengkampanyekan tumbuhnya empati masyarakat terhadap anak jalanan agar ada keterlibatan konkrit berbagai pihak melalui berbagai kegiatan untuk perubahan. Bagi para guru, volunteer, pemerintah, LSM segeralah bergegas turun ke jalanan, bertemu anak-anak jalanan untuk melakukan perubahan!!! Anak-anak jalanan harus hidup layak dengan pendidikan yang memadai.  Anak jalanan masih berpeluang untuk mengubah nasibnya melalui belajar; karena itu mereka membutuhkan bantuan kita! It’s time to action!!

Sabtu, 02 April 2011

kisah anak jalanan

Berjalan dalam rimba yang tak nyata, menapaki jejak orang-orang bergantian, hilir mudik mencari dan meraih harapannya. Dia terdiam ketika mereka hampir menabraknya, nyaris menginjak dan menendangnya. Langkah mereka memang begitu pasti, hingga dia luput dari perhatian mereka, yang mengayunkan kaki hingga mendekati telinganya, yang masih tertidur dalam sudut pertokoan itu.
Siapa dia mereka tak tau, darimana dia mereka tak juga menyadarinya, untuk apa dia ada juga tak ada yang memperduliakannya. Dia adalah dia yang tak nyata diantara keberadaan mereka. Tanpa arti dalam kehadirannya yang suram, dengan sejuta beda yang nampak darinya pada mereka.
Kehidupan itu begitu sederhana baginya, kecil dalam kesehariannya yang tak banyak berubah. Harapannya yang tak banyak ketika menjelang pagi, bergati siang dan tetap sama, itu-itu saja. Hari ini adalah hari yang sama, seperti hari hari seblumnya, dan begitupun esok, tak ada harapan hari itu berubah, sama saja.
Nalurinya mengisi perut, keinginannya tidur di malam hari, adalah sama seperti sebelumnya. Hingga berganti tempat mengemis, berlainan sudut pertokoan berteduh, tak juga mengganti keinginannya.
Dia berteman, memiliki sahabat, saudara dan adik kakak, namun entah dimana, dan seperti apa wajahnya dia tak tau. Sesekali dia merasa, orang yang berhadapan itu adalah ayahnya.Terkadang ia bergumam, mungkin wanita yang berjalan itu adalah ibunya. Dan semua perasaan itu hilang dengan sendirinya, bagai angin lalu yang mencoba menghapus ingatan, bahwa dia masih bagian dari mereka. Masih sebagai manusia.
***
Gontai berjalan
Seakan merangkak ketika kakinya lelah melangkah
Diantara kaki kirinya yang selalu terseret
Oleh Irama langkah kaki kanannya yang berjalan normal
Mengais makanan dari sisa mereka
Mengumpulkan remahan yang tak bisa dibilang nikmat
Karena meminta terlalu tabu
Karena meminta begitu hina baginya
Bahkan ketika kekurangan dalam tubuhnya mengingatkan
“kau harus mengemis”
Begitu jijik mereka memandang
Membuang pandangan sambil meludah
Tepat dari hadapannya yang kini masih terduduk
Dalam pakaian yang tak terganti entah berapa lama
Sesekali ia meratap
Terkadang dia juga menangis
Mengingat dirinya yang tak berdaya
Melawan harapan yang begitu besar di hatinya
Karna dia ingin tunjukkan
Karena dia ingin mengatakan
Bahwa dia juga manusia
***O***
Dari sekian kepedulian, diantara begitu banyak tidakan yang dilakukan, tersebutlah lelaki yang baik hati, kini dia yang merawatnya. Karena kepedihan dia begitu terasa, kekurangan dan ketidak tahuan dia sudah tak bisa disembunyikan. Hanya saja, sesekali orang lain bersembunyi karena melihatnya. terkadang menutup mata dan menepiskan pandangan, ketika melihat si pincang itu berjalan tertatih.
Awalnya memang begitu sulit, terlalu mustahil dalam kesedarhanaan rumahnya itu, untuk menambah penghuni lagi, apalagi yang akan menjadi anggota baru adalah seorang gembel kecil yang pincang itu.
Pada saat itu kenaikan harga dan ketidak pastian segalanya menjadi alasan,istilah moneter memang begitu bergema, hingga tukang becak sampai anak anak yang berlarian pun sesekali terdengar berteriak. “Moneter
“apa sih yang ayah pikir baik tentang dia, aku sih tidak melarangnya, ayah mau peduli sama dia. Tapi coba pikir pikir kembali, dia itu cuma anak jalanan, kotor bau dan tak berpendidikan, tak punya sopan santun lagi, jangan jangan dia malah mencuri barang di rumah kita nantinya”
“sabar bu, ayah juga mengerti perasaan ibu, pasti kekhawatiran itu ada, memang dia mungkin memiliki kebiasaan yang tidak baik, dan sikapnya yang tidak perpendidikan itu memang wajar. Toh dia kan memang tidak berpendidikan”
“iya ibu mengerti, terus mau diapain dia disini?”
“nah itulah bu, ayah mau mencoba mengajarkan dia melukis, atau apa saja yang penting dia bisa berguna, minimal bagi dirinya sendiri. Dan yang pasti ayah ingin dia merasakan bagaimana memiliki keluarga, kasian dia kan bu, udah cacat gak punya tempat tinggal, dan dianggap sampah oleh siapapun yang melihatnya. Coba ibu bayangkan, seandainya anak kita atau saudara kita, atau bahkan kita sendiri berada dalam posisinya, pasti akan sangat terpuruk. Semoga saja niat ayah untuk merawat anak jalanan ini ada yang menirunya. Kasian bu terlalu banyak anak jalanan yang mengalami kekerasan, dan yang pasti mereka butuh kasih sayang dan perlindungan dari kita”
“hmmm, itulah yang dulu buat ibu makin cinta sama ayah, karna waktu kuliah dulu ayah sangat antusias menggalakan kepedulian terhadap anak jalanan”
“ah ibu bisa aja, ayah jadi malu nih, ayah jadi ge er”
“haiyah, ayah ini pake berlagak malu malu kucing segala, inget tuh ama uban yah,kumis aja udah ada ubannya, kok masih aja kaya ABG begitu, hehe”
Dan obrolan itupun berakhir dengan hangat, sehangat teh yang disajikan di Minggu sore itu. Wajah si suamipun tersenyum lepas, dengan gurauan yang sangat akrab, sambil menunggu kedua anaknya yang sejak siang tadi berbelanja kebutuhan calon keluarga barunya. Si pincang yang anak jalanan itu.
Sebuah kamar yang telah dipersiapkan seminggu sebelumnya, bukanlah kamar yang baru, karena itu memang di pergunakan sebelumnya. Sebuah lemari pakaian berwarna biru itulah yang baru, dan kini telah dilengkapi dengan beberapa pakaian, yang sebagian besar adalah pakaian yang jarang di pakai oleh anak keduanya. Anak keduanya inilah yang sangat antusias mendengar ayahnya akan merawat anak jalanan itu, hingga ia merelakan berbagi kamar dengan dia. Selain itu, celengan ayam jagonyapun tadi pagi di pecahkan bersama, dan setelah itu iapun berniat membelikan baju serta sepatu baru untuk keluarga barunya sekolah nanti.
***
Sepuluh tahun berlalu, kini tak lagi anak keduanya berbagi kamar, dan rumah itu memang tak lagi di huni mereka. Kini disana tinggallah beberapa anak jalanan yang sejak tiga tahun lalu ditampung dan di beri pelajaran setiap harinya.
Sedangkan si Pincang dan keluarga barunya sepuluh tahun yang lalu, kini berada di sebuah perumahan, sebagai permintaan si Pincang yang membelikan mereka perumahan baru, dengan uang dari hasilnya menjual lukisan. Rumah tempat mereka tinggal dulu kini dijadikan pemukiman pengurus yayasan, yang menangani beragam permasalahan anak jalanan.
Rumah tempat mereka tinggal itu memang tidak di berikan keluarga itu Cuma Cuma, karna si Pincanglah yang mengganti semuanya, adapun perumahan baru yang kini di huni mereka, adalah semata mata hadiah saja sebagai ucapan terima kasih karna telah mengurus dan mendidiknya selama ini.
Awalnya si pincang tinggal di sekretariat yayasan, namun, karna rasa kekeluargaan mereka sudah selayaknya keluarga seutuhnya, si Pincangpun kini tinggal bersama mereka. dan membeli lagi rumah disamping rumah itu sebagai tempatnya berkarya, membuat lukisan.

Jumat, 01 April 2011

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.

[sunting] Pengelompokan

Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan anak-anak yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.
Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.
Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.
Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.

Minggu, 27 Maret 2011

anak jalanan

Jalanan

ramai orang meneriakan lantang pembebasan,
memekikan telinga anjing gila di trotoar,
tadi siang didepan sebuah gerbang penindasan,
mat dan lidah terus berkelakar hingar,

karnaval massa membungkam raja siang,
tiang dan pohon tumbang adalah saksi bisu,

jalanan,
kami sandarkan cita cita,

penguasa,
dengarkanlah rintihan kami,

hati,nurani tentu engkau punya,entah?
harta,nafsu,dan uang pasti engkau punya

kami hanya berteriak
melawan
dan merintih,
menanti keadilan…di jalanan…

Sabtu, 26 Maret 2011

sang jalanan

Puisi tentang anak jalanan

Senandung sendu meratap-ratap
memar tubuhnya membiru lagi
bibirnya kaku, dingin dan semu..
tapi lantunkan lagu cinta.
Tuhanku, adakah seseorang yang mampu menopang berat deritanya ?
Tuhanku, kirimlah seseorang untuknya.
Menaiki tangga mimpi
mengambil tiap lagu-lagu di langit
ingin temukan kedamaian..
mengais-ngais mimpi dari jalanan, yang kadang terbuang oleh orang yang menaiki mobil mewah.
semburat senyum tipis dari wajahnya
menyimpan keluguan misteri mimpi
yang akan terungkap nanti.
kamu, jangan berhenti bermimpi
aku akan selalu memberimu permata
yang menjadi doa pemimpin langkahmu.
Tuhan, walau semenit jadikanlah Ia orang paling bahagia sedunia.

Jumat, 25 Maret 2011